Thursday, May 2, 2013

Fenomena yang Berkaitan dengan Psikologi

Banyak fenomena yang terjadi baru-baru ini dalam masyarakat yang erat kaitannya dengan teori psikologi. Dalam penulisan ini saya akan mengambil contoh dalam bidang psikologi pendidikan.
Kasus yang sedang marak tahun ini sepertinya mengenai Ujian Nasional.
Ujian Nasional yang diadakan pemerintah tahun 2013 ini, merupakan catatan sejarah terburuk yang pernah ada dalam bidang pendidikan. Mengapa ?
Karena pada awalnya niat awal pemerintah dengan mencoba melaksanakan ujian menggunakan 20 paket soal yang berbeda ini , memang dirasakan sangat sulit bagi para peserta. Kecemasan bertambah ketika banyak soal yang tersebar tidak merata di seluruh provinsi. Dan media pun menyelidiki kasus-kasus ini , setelah beberapa hal yang diselidiki, banyak kejanggalan yang dirasakan dan ini banyak diasumsikan masyarakat sebagai tindakan yang berkaitan dengan perilaku korupsi pada oknum-oknum yang terlibat.
Pelaksanaan ujian akhir di berbagai tingkatan pendidikan setiap akhir tahun ajaran, seringkali memunculkan pro-kontra kegunaannya. Perdebatan dan kritik makin gencar. Arsip surat kabar Sinar Harapan mencatat pendapat Fuad Hassan, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan mantan Mendiknas, bahwa penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan mengevaluasi hasil belajar, tetapi juga mencakup proses belajar mengajar yang dilakukan. Pelaksanaan UN hendaknya sebatas untuk mengetahui peta kualitas pendidikan di Indonesia. Melalui UN dapat diketahui sejauh mana kurikulum secara nasional tercapai, namun bukan menjadi penentu kelulusan siswa. Peningkatan kualitas pendidikan pun perlu disertai dengan peningkatan kualitas guru ketika mengajar. Kualitas pembelajaran seharusnya juga tidak dibebankan ke siswa dengan target nilai.
Para siswa di sekolah yang berfasilitas minim, bahkan jauh dari prasyarat pendidikan standar akan kesulitan menyesuaikan diri dengan standar nasional. 
Akibatnya juga berdampak negatif dimana guru memberitahukan kunci jawaban kepada siswa sehingga kelulusan siswa meningkat. Hal ini secara tidak langsung akan membentuk karakter negatif pada siswa.
Pakar Psikologi Pendidikan dapat berperan dalam membantu sekolah mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan psikologi siswa sekaligus memberikan bimbingan bagi siswa yang menghadapi kendala dalam proses belajarnya, seperti menangani kecemasan siswa dalam menghadapi ujian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada beberapa SMA di Indonesia yang memiliki program akselerasi, Guru Besar Psikologi UGM Asmadi Alsa menyimpulkan beberapa hal, diantaranya bahwa siswa akselerasi memang memperoleh percepatan dalam hal perkembangan secara kognitif, namun tidak dalam hal afektif dan psikomotoris (Pidato
Pengukuhan Prof. Asmadi Alsa dari www.ugm.ac.id). Namun begitu, aktivitas belajar yang padat dapat memacu siswa sehingga memiliki daya juang yang tinggi dalam belajar, karena memang tidak ditemukan adanya dampak negatif dari hal itu. Meski demikian, pemantauan pada semester awal menjadi amat penting dalam rangka melakukan tindakan lanjutan bagi
siswa yang ditemukan memiliki potensi tidak cukup mampu melakukan penyesuaian diri dengan tuntutan program maupun juga lingkungan akademik dan sosial yang baru (www.ugm.ac.id). Bagaimanapun, evaluasi terhadap program akselerasi di Indonesia harus terus dilakukan dari berbagai aspek. Keberhasilan akselerasi di negara lain tidaklah dapat menjadi pegangan, mengingat kondisi demografis dan sosio-kultural yang berbeda.

Stress

Stress...
banyak orang yang ketika mengalami masalah sedikit yang sebenarnya masih mampu ia hadapi , ia menyerah dan berkata , aku stress nih sama pelajaran atau tugas ..
nah , dari fenomena ini , kita akan membahas mengenai stress ..
apa sih itu stress ?
Stress adalah salah satu bentuk ketegangan fisik , psikis , mental dan emosi kita , ini disebabkan faktor ekstrenal seperti terlalu banyak masalah yang dipikirkan atau kurangnya kesadaran individu untuk menjaga kesehatan dalam menghadapi masalah.
yang menyebabkan stress pada seseorang disebut stressor dan ketegangan yang diakibatkan dalam psikologi disebut strain.
Bentuk stres ada 2 , yaitu stress positif(eustress) dan stress negatif(distress)
Para ahli mengatakan pendapatnya mengenai stress , antara lain demikian :
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau membuat aktif organisme.
sedangkan, menurut Hans Selye stress merupakan respon tubuh yang tidak spesifik terhadap apapun bentuk permintaan untuk perubahan (Taylor, 2009). 
   Tahapan stress menurut Hans Selye " General Adaptation Syndrom"
Hans Selye berpendapat bahwa ketika suatu organisme berhadapan dengan stresor ia akan menggerakkan dirinya untuk bertindak. Respon yang dipamerkan berupa tidak spesifik dan tergantung kepada stresor tersebut. Dari waktu ke waktu, paparan stres yang berkepanjangan dan berulang akan merugikan sistem tubuh.



Selye’s GeneralAdaptation Syndrome terdiri dari 3 tahapan:
1) Alarm response, dimana tubuh kita pertama kali bereaksi terhadap stressor

2) Stage of resistance, terjadi akibat paparan stressor secara terus menerus dan akan terjadi adaptasi
3) Stage of exhaustion, terjadi karena paparan stressor yang sama akan tetapi dalam jangka waktu yang lama , dan pada tingkat resistensi tinggi memungkinkan untuk terjadinya homeostasis.

Jika stage of exhaustion terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan berulang, Selye meyakini akan ada kelainan psikologis yang menyebabkan timbulnya suatu penyakit.(Brannon & Feist, 2007).

Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya stress 

Robbins (1998) mengemukakan faktor penyebab stress , sebagai berikut:


Faktor lingkungan
Dimana perubahan yang terjadi secara tidak pasti dalam lingkungan organisasi dapat mempengaruhi tingakat stres dikalangan karyawan. Contohnya: keamanan dan keselamatan dalam lingkungan pekerjaan, perilaku manejer terhadap bawahan, kurangnya kebersamaan dalam lingkungan pekerjaan.
Faktor organisasional
Seperti tuntutan tugas yang berlebihan, tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurung waktu tertentu.
Faktor individual
Situasi atau kondisi yang mempengaruhi kehidupan secara individual seperti faktor ekonomi, keluarga dan kepribadian dari karyawan itu sendiri. Menurut Sarafino (1994), faktor–faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah:
  1. Tuntutan kerja yang terlalu tinggi, seperti pekerjaan diluar kontrol pekerja yang harus dilakukan secara berulang dan terus menerus, evaluasi lampiran kerja oleh atasan. 
  2. Perubahan tanggung jawab dalam kerja. 
  3. Pekerjaan yang berkaitkan dengan tanggung jawab terhadap nyawa orang lain, seperti pekerjaan tenaga medis dimana memiliki beban yang tinggi terhadap nyawa orang lain sehingga menyebabkan kelelahan psikis dan akhirnya menimbulkan stres. 
  4. Lingkungan fisik pekerjaan yang tidak nyaman. 
  5. Hobi interpersonal yang tidak baik dalam lingkungan kerja. 
  6. Promosi jabatan yang tidak adekuat. 
  7. Kontol yang padat terhadap pekerjaan.

    Kecemasan
    Kecemasan adalah salah satu bentuk stres ringan. kecemasan (Anxiety) sebetulnya merupakan reaksi normal terhadap situasi yang menekan. Namun dalam beberapa kasus, menjadi berlebihan dan dapat menyebabkan seseorang ketakutan yang tidak rasional terhadap sesuatu hal. Kecemasan berbeda dengan (fobia), karena tidak spesifik untuk situasi tertentu.


    Penanggulangan stres (Coping with stress)
    Setiap individu memberi respon yang berbeda terhadap stres. Penanggulangan stres merupakan pikiran dan perilaku yang dibutuhkan untuk mengelola permintaan secara internal dan eksternal yang ditafsirkan sebagai stres (Folkman & Moskowitz, 2004).
    Hubungan antara penanggulangan stres dengan kejadian stres adalah suatu proses dinamik (Folkman & Moskovitz, 2004). Jadi, penanggulangan stres bukan aksi yang berlaku sekali saja tetapi merupakan peristiwa yang berlangsung dari waktu ke waktu di mana individu dengan lingkungan saling mempengaruhi.
    Keperibadian seseorang dapat berpengaruh terhadap cara bagaimana individu tersebut menanggulangi peristiwa yang stres. 

    sedangkan  problem solving terhadap stress adalah  menggunakan metode biofeddback, tekniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress terlebih dahulu kemudian belajar untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai Feedback.
    Melakukan sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual.
    Untuk menigkatkan toleransi terhadap stress dapat dilakukan dengan cara menigkatkan keterampilan / kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya secara psikis : menyadarkan diri sendiri bahwa stress memang selalu ada dalam setiap aspek kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intesitas yang berbeda. Secara fisik : mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup gizi, menonton acara-acara  hiburan di televisi, berolahraga secara teratur, melakukan tai chi, yoga, relaksasi otot, dan sebagainya.

    Daftar Pustaka
    -> http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
    -> http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31538/4/Chapter%20II.pdf
    -> http://www.psychologymania.com/2012/12/faktor-faktor-penyebab-stres-kerja.html
    -> http://www.duniapsikologi.com/kecemasan-pengertian-dan-faktor-penyebabnya/