Thursday, June 20, 2013

Pekerjaan, Waktu Luang dan Self Directed

1. Definisikan Nilai Kerja 

Kata 'kerja' dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kegiatan melakukan sesuatu, sesuatu yang dilakukan bisa bertujuan untuk mencari nafkah.
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh seseorang, biasa digunakan untuk menghasilkan sesuatu. Dalam kehidupan sehari-hari biasa kita sebut dengan profesi. Pekerjaan yang dijalani dalam waktu yang cukup lama disebut karier.
Fungsi psikologis dari kerja adalah agar orang-orang lebih efisien dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dalam lingkungan pekerjaannya, ini dilakukan dengan memberikan pelatihan(training) pada karyawan.

2. Fase-fase dalam pemilihan kerja

Dalam menentukan pekerjaan tentu saja ada fase-fase yang kita sering jumpai. Seorang David V. Tiedeman mengemukakan mengenai teori pilihan kerja. Dalam teorinya David V.Tiedeman (Sukardi, 1987:89) mengemukakan bahwa keputusan untuk memilih pekerjaan , jabatan atau karier merupakan suatu rentetan akibat dari keputusan-keputusan yang dibuat individu pada tahap-tahap kehidupannya di masa lalu. Pembuaatan keputusan dibagi dua periode olehnya, yaitu periode antisipasi dan implementasi. Kedua periode ini merupakan inti dari suatu perkembangan karir. Perkembangan pekerjaan itu diorientasikan dari keputusan kehidupannya.
a. Periode antisipasi Tiedeman dan O"Hara
(Sharf, 1992:307) membagi antisipasi dalam membuat keputusan kerir menjadi empat proses yaitu eksplorasi, kristalisasi, pemilihan dan klasifikasi. Miller dan Tiedeman (1989) menegaskan bahwa tahapan tersebut sebagai panduan (guideline) dalam mengantisipasi suatu keputusan.
* Eksplorasi
eksplorasi yang dimaksud adalah penjelajahan terhadap kemungkinan alternatif keputusan yang akan kita ambil. Melalui ekplorasi ini lah individu mengetahui dengan jelas konskuensi apa yang akan dialami jika mengambil keputusannya tersebut
* Kristalisasi
Tiedeman dan O"Hara (Sharf, 1992:308) berasumsi bahwa kristalisasi merupakan sebuah stabilisasi dari representasi berpikir. Pada tahap ini, pemikiran dan perasaan mulai menyatu dan teratur. Keyakinan terhadap pilihan akan menguat. Definisi tentang alternatif pilihan pun semakin jelas.
* Pemilihan
Sama halnya dengan perkembangan kristalisasi, proses pemilihan pun terjadi. Masalah-masalah individu berorientasi kepada tujuan yang relevan, yaitu individu mulai mengorganisir dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap pilihan karir dimasa depan.
* Klasifikasi
ketika seorang individu membuat keputusan lalu melakukannya, mungkin dalam perjalanannya ada yang lancar atau mungkin ada yang mempertanyakan seharusnya kepada individu tersebut untuk melakukan eksplorasi kembali, kristalisasi lalu melakukan pemilihan alternatif kembali dan seterusnya.
b. Periode Implementasi dan Penyesuaian
Periode ini digolongkan menjadi 3 tahap, yaitu tahap induksi, tahap transisi, tahap mempertahankan.
* Tahap Induksi
Tahap ini terjadi atau dimulainya dari pengalaman dan kesimpulan yang diteliti. Individu mengorganisir karir dari tujuan individu ke dalam interaksi yang berhubungan dengan masyarakat. Selama tahap ini, individu mengutamakan hal-halyang berkaitan dengan tujuan yang telah dicapainya. Akhirnya pada tahap ini tujuan dari sejumlah alternatif menjadi suatu bagian.
* Tahap Transisi
Pada tahap ini, orientasi yang diutamakan adalah disesuaikan kepada penetapan tujuan karir yang diambilnya. Walaupun telah diperoleh kepercayaan bahwa seseorang akan berhasil terhadap pembuatan keputusan karirnya, akan tetapi seorang individu masih mengalami tahap transisi berbagai keputusan yang telah diambilnya yaitu adanya berbagai kemungkinan bahwa individu  akan menyimpang arah
* Tahap Mempertahankan
individu memelihara keputusan karir yang telah diambilnya. Prospek terhadap segala usahanya telah menuju kepada status dimasa mendatang dan seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karir.


3. Hubungan Kepribadian dengan Pemilihan Pekerjaan yang sesuai
Tipe kepribadian selama ini telah banyak dihubungkan dengan pekerjaan yang sesuai.
Dalam psikologi tipe kepribadian ada 4 tipe kepribadian yaitu , sanguinis , melankolis, plegmatis dan koleris.
Berikut ini adalah diagram DISC yang dapat mempersingkat penjelasan mengenai hubungan tipe kerpibadian dengan pemilihan kerja yang sesuai.
Pada diagram DISC diatas dijelaskan bahwa setiap orang akan memiliki 1 atau 2 kepribadian yang dominan pada dirinya (ini bisa dilihat dari jumlah rating jawaban tertinggi dari hasil test kepribadian).

  • Orang yang memiliki perpaduan Koleris dan Sanguin (atau sebaliknya),  biasanya memiliki kemampuan untuk memimpin karena semangat dan kepercayaan dirinya.
  • Orang yang memiliki perpaduan Sanguin dan Plegmatis (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan dalam membina relasi dan persahabatan.
  • Orang yang memiliki perpaduan Plegmatis dan Melankolis (atau sebaliknya), biasanya punya kemampuan untuk menganalisa karena ketelitian dan kecermatannya.
  • Orang yang memiliki perpaduan Melankolis dan Koleris (atau sebaliknya), biasanya punya semangat kerja dan produktivitas yang sangat tinggi.

Masing-masing kepribadian memiliki kecocokan dalam bidang pekerjaan tertentu :
  • Seorang Sanguinis cocok dalam bidang pekerjaan : presenter, penyiar, sales, pengacara, tour leader dan selebriti.
  • Seorang Koleris cocok dalam bidang pekerjaan : direktur, owner perusahaan, bos dan dokter.
  • Seorang Melankolis cocok dalam bidang pekerjaan : keuangan, komputer, R&D/QC, Hakim dan Notaris.
  • Seorang Plegmatis cocok dalam bidang pekerjaan : staf administrasi, konselor dan customer sevice. 
4. Cara Mengisi Waktu Luang dengan cara Positif
Kegiatan positif yang dapat dilakukan dalam waktu luang , bisa berupa olahraga, pergi ke tempat rekreasi hiburan bersama keluarga atau istirahat sepanjang hari dirumah dengan hiburan di televisi.

5. Self Directed
Dalam perkembangannya sebuah kontrol terhadap diri telah dibahas oleh beberapa ahli yang menganggap bahwa pada usia remaja kontrol diri sebenarnya sudah mencapai akhir perkembangannya, penelitian membuktikan bahwa kontrol diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol diri yang rendah pula pada masa dewasa. Namun ahli lain mengatakan bahwa kontrol-diri dapat berkembang sepanjang kehidupan. Seperti yang dilaporkan oleh Fujita dkk,kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :
1. Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.
2. Abstract listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detail-detail beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.
3.High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Kategorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.
Beberapa hal diatas dapat diterapkan pada banyak situasi dimana pada saat itu dibutuhkan kontrol-diri.
Pendek kata ketiga cara berfikir diatas adalah cara yang berbeda untuk mengatakan hal yang sama yaitu : berfikir global, obyektif dan abstak , sehingga peningkatan kontrol-diri akan mengikuti kemudian.

Menetapkan Tujuan
Agar kita bisa menetapkan tujuan dengan baik, berikut ini mungkin beberapa langkah yang bisa membantu:
1.Pastikan bahwa itu yang benar-benar kamu inginkan. Saat menentukan Tujuan, pastikan bahwa itu sesuai dengan nilai-nilai hidup kamu. Yakinkan bahwa itu benar-benar berasal dari dalam diri kamu, bukan orang lain.
2.Gunakan statement positif. Ekspresikan tujuan kamu secara positif. Contohnya : “saya lulus kuliah tepat waktu (4 tahun)” daripada menggunakan “jangan sampai lulus lebih dari 4 tahun”
3.Gunakan kalimat bahwa kamu seakan-akan sudah mencapainya. Contohnya : “Awal tahun 2015 saya sudah mempunyai 10 cabang Franchise di seluruh Indonesia”
4.Buat prioritas. Saat kamu menetapkan beberapa tujuan, beri skala prioritas. Hal ini akan membantu kamu menentukan tujuan mana yang harus dicapai lebih dahulu. Untuk lebih detail nanti akan kita bahas dalam posting yang lebih mendalam
5.Tulis tujuan kamu. Salah satu rahasia orang-orang sukses adalah menulis setiap tujuan mereka. Saat kita mulai menuliskannya maka secara tidak langsung hal ini akan membantu kita mewujudkannya. Menuliskan sesuatu akan membantu mengklarifikasi pemikiran dan mengkristalkan gagasan kamu
6.“lihatlah dari yang paling mungkin, mulailah dari yang paling mudah dan LAKUKAN SEKARANG”. Yah, inilah saah satu kata ajaib yang saya temukan saat mendirikan Senyum Community. Saat saya memulainya, saya mempunyai tujuan besar, namun ternyata saya sadar untuk mendapatkan suatu yang besar kita harus memulai mendapatkan yang lebih kecil dahulu. Think Big, Start small!
7.Tentukan tujuan berdasarkan proses, bukan hasil akhir. Berhati-hatilah dalam menentukan tujuan. Ingat tidak semua yang kit inginkan dapat tercapai. Kegagalan adalah hal yang lumrah. Saat kita hanya mengingkan hasil akhir maka kita akan kurang menghargai dari proses yang telah kita lakukan. hal inilah yang terkadang membuat sebagian orang stress maupun depresi. Hargai setiap capaian yang telah kamu lakukan, karena saat kamu sudah memulai untuk menetapkan tujuan sebenarnya kamu sudah merupakan bagian dari tujuan kamu tersebut.
8.Gunakan rumus SMART. Tentukan tujuan dengan Spesific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Attainable (dapat dicapai), Relevant (relevan), time bound (dibatasi waktu). Contohnya : “saya sudah keliling 5 benua pada Desember 2020”. Lebih detil lagi lebih bagus, Jangan sampai Cuma : “Saya ingin keliling dunia”

SUMBER :
Sukardi, Dewa Ketut.1987.Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah.Jakarta:Ghalia Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan
http://arie5758.blogspot.com/2011/10/pengaruh-kepribadian-terhadap-bidang.html
http://dw-arif-n.blogspot.com/2010/05/cara-jitu-menentukan-tujuan.html
http://niatnyagamaunulismalahcerita.blogspot.com/2010/05/meningkatkan-kontrol-diri.html

Sunday, June 2, 2013

Cinta dan Perkawinan

Cinta
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Cinta dalam psikologi sosial mengutip pernyataan seorang ahli yaitu Stenberg , beliau yang mengenalkan Teori Segitiga Sternberg, yang terdiri dari tiga aspek: keintiman(intimacy), gairah(passion), dan komitmen(commitment).
Cinta yang sempurna adalah cinta yang memenuhi dari ketiga aspek tersebut. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing aspek.
Gairah (passion) cenderung terjadi pada awal hubungan, relatif cepat dan kemudian beralih pada tingkat yang stabil sebagai hasil pembiasaan.
Keintiman (intimacy) relatif lebih lambat dan kemudian secara bertahap bermanifestasi sebagai meningkatkan ikatan interpersonal. Perubahan keadaan dapat mengaktifkan keintiman, yang dapat menyebabkan intimacy menurun atau justru semakin naik.
Komitmen (commitment) meningkat relatif lambat pada awalnya, kemudian berjalan cepat, dan secara bertahap akan menetap. Ketika hubungan gagal, tingkat komitmen biasanya menurun secara bertahap dan hilang.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi - yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.

Setiap kita yang sedang berada dalam hubungan pacaran (penjajakan dua pribadi sebelum melangkah ke tahap pernikahan) pasti menginginkan mendapat pasangan yang nantinya akan setia sebagai partner hidup kita.
berbagai tips banyak dikemukakan baik dari orang tua, para tokoh agama maupun ahli-ahli dalam berbagai bidang studi mengenai memilih pasangan, berikut kita akan membahasnya..
1. Rajin beribadah
Setiap kita pasti menginginkan satu orang untuk selamanya dalam mendampingi hidup kita. Kesetiaan seseorang tidak dapat kita pastikan sampai seberapa lama ia akan mampu bertahan, tapi disisi lain kita cuma manusia biasa yang tidak bisa memaksakan kehendak kita apabila partner kita sudah tidak sesuai atau mengkhianati hubungan . Oleh karna itu, nilailah mereka sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya jika ia lebih mencintai Tuhan dibandingkan kita, karna orang yang takut akan Tuhan akan menjalankan apa yang dikehendaki Tuhan-nya.
As a Christian, umat diperintahkan untuk menikah sekali saja, karna Allah sangat membenci perceraian. So, be careful :)

2. Sehat secara Jasmani
Pernah dengar nasihat kuno, kalau pilih jodoh, liat bibit, bebet dan bobotnya.
Orang tua jaman dulu sangat tepat mengemukakan hal ini.
Kalau membahas tentang kesehatan, semua orang ingin sehat dan juga pastinya ingin memiliki keturunan yang sehat tanpa adanya penyakit turunan dsb.
Penting untuk kita datang ke tempat cek kesehatan terdekat, dan memeriksakan kesehatan bersama pasangan yang ingin kita jadikan pasangan hidup kita.
Saling mengetahui riwayat penyakit, kesehatan fisik dan mental masing-masing adalah langkah awal untuk mencegah dan mengantisipasi penyakit tertular pada generasi kita berikutnya.

3. Sifat Materalisme
Para lelaki sering mengungkapkan banyak perempuan matre hari-hari ini. Sebenarnya ini merupakan hal yang wajar jika dalam konteks positif, mengapa? karena semakin hari semakin banyak jumlah manusia, dan akibatnya persaingan didunia kerja semakin kompetitif, dan apabila wanita tersebut merasa pasangannya tidak akan mampu membiayainya kelak bersama anak, maka hidup akan terasa berat dan jumlah kematian maupun populasi orang yang terganggu mental bertambah.
Maka dari itu perempuan umumnya harus lebih selektif dalam memilih pasangan pria yang akan hidup bersamanya kelak.
Jadi matre disini bukan hal-hal negatif yang menghamburkan uang pasangan untuk berfoya-foya dan membeli hal-hal yang tidak penting.
Bagi para pria yang suka berkata pada perempuan bahwa perempuan itu matre, berkacalah, kalian yang tidak mampu memenuhi standar. :)

Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan marriage and relationship educator and coach, mengemukakan lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. 
  1. Tahap pertama : Romantic Love. ini terjadi pada saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta. 
  2. Tahap kedua : Dissapointment or Distress. ditahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya.  Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya. 
  3. Tahap ketiga Knowledge and Awareness. pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk  menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan. 
  4. Tahap keempat Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku  yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram. 
  5. Tahap kelima :  Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.  Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.

    Alternatif selain pernikahan
    Jaman sekarang banyak pria maupun wanita yang sudah berumur tapi belum berstatus menikah. Alasan beragam pun dikemukakan, ada yang karena terlalu sibuk dalam bidang akademis, terlalu sibuk mengejar karir, atau belum merasa mapan untuk menikahi seorang wanita, trauma terhadap maraknya berita perceraian bahkan karena terlalu banyak menuntut kesempurnaan dari calon pasangan kelak.
    Seiring dengan perkembangan jaman, gaya hidup masyarakat modern pun kini kian berubah. Tuntutan perusahaan sekarang pun banyak yang menginginkan dan membutuhkan karyawan dengan status single terutama di fokuskan pada karyawati, alasan atasan perusahaan yang sering kita dengar adalah supaya tidak terganggu kinerja produktif dari karyawati tersebut. Dan hal seperti ini juga yang merupakan hasil dari emansipasi wanita, kini wanita pun dapat sejajar dengan pria, ini dapat dijumpai pada pemerintahan negara kita contohnya.

    Sumber :
    http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/keluarga/psikologi/lima.tahap.dalam.perkawinan/001/007/140/1/1
    http://id.wikipedia.org/wiki/Perkawinan
    http://id.wikipedia.org/wiki/Pacaran
    http://www.psikologizone.com/cinta-menurut-psikologi/065113807

Hubungan Interpersonal

  1. Menjelaskan model pertukaran sosial dan analisis interpersonal
    Model pertukaran sosial (social exchange model) memandang hubungan interpesonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan satu dengan yang lain karena mengharapkan sesuatu yang akan dapat memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka utama dari model ini, menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut :
    "Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya."
    Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat pebandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. Ganjaran dalam hal ini bersifat positif, seperti halnya uang dalam bentuk gaji, penerimaan sosial atau dukungan terhadap diri individu.
    Analisis transaksional merupakan teori kepribadian dan interaksi sosial yang dikembangkan oleh Eric Berne pada tahun 1961 dalam buku Transactional Analysis in Psychotherapy. Berne mengemukakan istilah ini bukan dengan istilah psikologi, satuan dasar dari perilaku tersebut ialah transaksi. Transaksi terjadi ketika seseorang memberitahu orang lain tentang informasi lewat kata-kata dan tindakan dan orang lain tersebut merespon.
    dengan kata lain, transaksi itu berisi stimulus , suatu bentuk penyampaian dan kemudian orang tersebut merespon.
    Tujuan dari analisis transaksional ini adalah otonomi yang diartikan sebagai kepedulian, spontanitas dan kemampuan untuk akrab/kedekatan. Analisis transaksional dapat terjadi pada komunikasi verbal maupun nonverbal, tekananan analisis transaksional menekankan pada komunikasi positif.
  2. Pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
    Ellen Berscheid (Berscheid, 1985; Berscheid & Peplau 1983; Berscheid & Reis, 1998) memberikan analisisnya mengenai apa yang membuat orang-orang dari berbagai usia merasa bahagia, dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati tertinggi adalah membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan yang positif serta hangat dengan orang lain disekitarnya. Tidak adanyanya hubungan yang bermakna dengan orang-orang lain akan membuat individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya, dan keterasingan.
    Seorang ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron juga menyatakan bahwa motivasi utama manusia adalah ’ekspresi diri’ (self expression). Penyebab ketertarikan ini awalnya dimulai dari rasa suka hingga rasa cinta yang berkembang menuju hubungan yang lebih erat, hal ini meliputi :
    • aspek kedekatan: proximity dan propinquity effect (semakin sering kita melihat dan berinteraksi dengan seseorang, maka semakin besar kemungkinan kita akan bersahabat dengan orang tersebut) 
    • adanya kesamaan : semakin kita mengenal seseorang tentu saja kita akan banyak mengetahui tentang orang tersebut. peneliti membagi hal ini dalam dua situasi sosial, closed field situation(situasi yang mendorong seseorang untuk melakukan interkasi, contoh dalam perkantoran) dan open field situation (keadaan dimana seseorang bebas menentukan ingin berinteraksi atau tidak).
      dalam hubungan percintaan, biasanya akan ditemukan banyak bentuk kesamaan seperti dalam hal kesamaan opini , dan kepribadian, minat maupun pengalaman.
    • kesukaan timbal balik
      Kita semua merasa senang disukai. Hal ini cukup kuat menimbulkan ketertarikan, tanpa harus ada kesamaan. Kesukaan timbal-balik kadang terjadi karena self-fulfilling prophecy. Hal ini ditunjukkan dalam eksperimen yang dilakukan oleh Curtis dan Miller (1986) dengan subjek mahasiswa.
    •  ketertarikan akan fisik dan rasa suka.
      Daya tarik fisik merupakan hal yang menentukan kesan pertama baik pada laki-laki maupun perempuan. Namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa dibanding perempuan, laki-laki menilai daya tarik fisik lebih penting. Hasil penelitian meta-analisis (penelitian yang menganalisis lebih lanjut berbagai hasil penelitian yang topiknya sama) yang dilakukan oleh Feingold, 1990) menunjukkan bahwa bila yang diukur sikapnya, dibanding pada perempuan pada umumnya laki-laki menilai penampilan fisik leih penting; bagaimanapun juga bila yang diukur adalah perilaku aktual, antara laki-laki dan perempuan memberikan respon yang sama terhadap daya tarik fisik pihak lain.
  3.  Model peran , konflik, adequancy peran , autensitas dalam hubungan peran
    Role Model atau model peran adalah Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
    Konflik
    Konflik dalam pembahasan hubungan interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena adanya perbedaan kepentingan atau keinginan. Hal ini biasanya terjadi pada dua orang yang mempunyai perbedaan status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang sangat penting dalam perilaku organisasi.
    Adequancy peran serta autentisitas dalam hubungan peran
    Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada ketentuan dan harapan peran yang menjelaskan apa yang individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.
  4. Intimasi dan hubungan pribadi
    Pendapat beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
    a) 
    Shadily dan Echols (1990) : intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
    b)
    Sullivan (Prager, 1995) : intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
    c) 
    Steinberg (1993) : berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
    d)
    Levinger & Snoek (Brernstein dkk, 1988) : intimasi merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
    e)  
    Atwater (1983) : intimasi mengarah pada suatu hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
    Bentuk-bentuk intimasi dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti hubungan persaudaraan, persahabatan hingga percintaan. Berikut penjelasan mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut:
    1.    Persaudaraan
    Hubungan inti ini didasarkan pada hubungan darah. Hubungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat hubungan inti seperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu di dalamnya terkandung proximity dan keakraban.
    2.    Persahabatan
    Persahabatan biasanya dialami oleh dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia. Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan interpersonal terjadi persahabatan yaitu : sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebasmenyatakan emosi, dan saling tergantung diantara mereka.
    3.    Percintaan
    Persahabatan antara pria dan wanita bisa berubah mejadi cinta, ketika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara persahabatan dan cinta.

  5. Intimasi dan pertumbuhan
    Menurut Crooks & baur, (1983) ada beberapa tahapan perkembangan terjadinya intimasi, yaitu sebagai berikut :
    • Penerimaan diri
      Erikson dalam Crooks & Baur, (1983) percaya bahwa penerimaan diri yang positif adalah suatu persyaratan untuk suatu hubungan yang memuaskan. Dengan perasaan positif, individu yang dapat menerima diri dapat menjadi fondasi untuk menjalin intimasi di dalam hubungan.
    • Saling berinteraksi
      bila ada interaksi yang berjalan antara dua individu maka hal tersebut dapat menjadi dasar yang baik dalam suatu hubungan yang positif.
    • Memberi tanggapan
      Berbagai jenis respon atau tanggapan tertentu misalanya dengan individu saling mendengarkan, mengerti dan memahami maka keharmonisan dan kelestarian hubugan akan tetap terpelihara.
    • Perhatian
      Perhatian yang dicurahkan oleh individu dapat memotivasi pasangan dan menjaga kesejahteraan hubungan.
    • Rasa saling percaya bahwa pasangan akan berlaku secara konsiten, berusaha membina pertumbuhan dan mempertahankan stabilitas hubungan, maka keutuhan hubungan akan selalu terjaga.
    • Kasih sayang pengintepretasian kasih sayang kepada pasangan dapat meningkatkan jalinan intimasi antara satu sama lain.
    • Kemampuan untuk bergembira bersama pasangan
      Individu dapat mengutarakan kegembiraan dan kesenangan dengan cara menghabiskan waktu senggang bersama-sama.
    • Berhubungan seksual
      terkadang sepasang kekasih melakukan hal ini untuk mengekspresikan perasannya, namun jika melakukannya tanpa melalui tahapan-tahapan sebelumnya maka akan terjadi kedekatan emosional diantara keduanya.
      SUMBER :
      http://kk.mercubuana.ac.id/files/42013-2-853357679711.doc
      http://shafashan15.blogspot.com/2012/04/hubungan-interpersonal.html
      http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-peran-definisi-menurut-para.html
      http://nilam.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30402/BAB+10.+DAYA+TARIK+INTERPERSONAL.pdf